Rabu, 22 Februari 2012


Terbang Bersama Flight Training-Flying with Simulator

Airliner World of Indonesia Magazine edisi Januari



Penulis kali ini merasakan sensasi terbang layaknya pilot sipil/komersil bersama Flight Training- Flying with Simulator (www.simulator-center.com) yang berdomisili di wilayah Cipondoh-Tangerang.
Sebenarnya belum terlalu lama Flight Training berdiri, tepatnya pada tanggal 1 November 2009. Pendirinya yang merangkap sebagai Direktur adalah Hery Frianto dan sang istri Hadiya yang merangkap sebagai marketing manager dengan dibantu oleh Arief Jordie Anantama sebagai asisten direktur.

Kalau dilihat dari latar belakang pendidikannya Hery sebenarnya jauh dari bidang penerbangan, ia mengambil jurusan di bidang ekonomi dan managemen. Mengenal simulator pesawat terbang juga baru pada tahun 2006. Sama seperti orang kebanyakan, Hery bermain game komputer untuk menghilangkan stress setelah selesai bekerja. Tapi pada saat pertama kali mengenal Flight Simulator buatan Microsoft barulah ia menyadari perbedaan besar dengan game yang pernah ia mainkan. “Microsoft Flight Simulator tidak hanya sekedar game computer, melainkan ada unsur edutaiment (education dan entertainment) didalamnya,” demikian ungkapnya.

Naluri bisnis Hery timbul, lantas mengapa tidak dibuat lebih serius, membuat tempat penyewaan flight simulator untuk umum ? Ketika berdiri itu baru Flight Training-lah sebagai yang pertama  sekaligus  satu-satunya menjadi tempat pelatihan flight simulator untuk umum di Indonesia. Saat ini Flight Training beralamat di Gedung Pelangi Anugrah Semesta (PAS) Lt.2 yang baru saja dibuka pada bulan Juni 2011, setelah sebelumnya menggunakan rumah miliknya di kompleks Modernland. Ada sebanyak 8 unit PC base simulator dan ditambah dua unit komputer untuk Computer Based Training. Berikutnya dibangun simulator sekelas Flight Training Devices (FTD) yaitu Cessna 172 dan Boeing 737NG lengkap dengan FMC/Flight Management Computer.

Bukan Game Center
Agar tidak dianggap sebagai sekedar game center/online, Hery menyusun program/kelas secara serius layaknya sekolah penerbangan—tapi Flight Simulator bukan sekolah penerbangan dan tetap fokus sebagai simulator center. Bahkan seseorang yang bercita-cita hendak menjadi pilot dan sebelum masuk sekolah penerbangan lebih baik mengikuti program ini terlebih dahulu serta dapat mengambil banyak manfaatnya. Itulah sebabnya ia membangun FTD Cessna karena pesawat jenis inilah yang banyak dipakai di sekolah penerbangan.

Flight Training menawarkan program Basic Flight (Pelatihan Dasar-Dasar Penerbangan) dengan simulator Cessna. Setelah lulus dari program ini, peserta dapat mengikuti program lanjutannya yaitu Aptitude Test Preparations (Pelatihan Persiapan Tes Bakat Terbang). Berikutnya ada program Jet Intro dan B737 FMC Introduction, keduanya ditujukan sebagai persiapan bagi lulusan sekolah pilot yang telah meraih CPL (Commercial Pilot License) untuk persiapan masuk ke maskapai penerbangan.
Jika anda tidak ingin bercita-cita jadi pilot dan hanya sekedar ingin menikmati sensasi terbang, Flight Training menawarkan pula program Fun Flying. Ini juga bisa berlaku bagi para pencinta dan sudah biasa terbang dengan Microsoft Flight Simulator.

Berikutnya yang tak kalah penting adalah program Junior Pilot, memperkenalkan dunia penerbangan sejak usia dini. Bagi para orang tua ini adalah sebuah alternatif hiburan sekaligus pendidikan yang bagus bagi anak-anak mereka, daripada bermain di game center/online yang permainannya cenderung menyuguhkan unsur kekerasan. Para peserta yang masih duduk di SD, SMP, atau SMU dapat mengenal dunia penerbangan secara umum, cara menerbangkan pesawat, mengetahui cara kerja instrumen pesawat, dan masih banyak lagi. Semoga saja dari bibit-bibit muda ini kelak akan lahir profesional di bidang penerbangan.
Ditambah lagi program Junior Pilot outdoor learning meliputi pula kunjungan ke fasilitas kedirgantaraan atau maskapai seperti yang pernah dilakukan yaitu kunjungan ke Garuda Maintenance Facility (GMF) dan maskapai penyedia jasa charter helikopter Air Pasific. 
Sensasi Terbang

Sebelum datang ke Gedung PAS, penulis terlebih dahulu berkesempatan mengunjungi simulator Boeing 737NG milik Flight Training yang saat ini berada di Nusa Flying International (NFI) di Halim PK. Ternyata  NFI telah mengontrak simulator itu selama setahun sebagai fasilitas siswa mempelajari simulator jet sekaligus FMC. Saat berkunjung penulis melihat siswa-siswa NFI dengan dibantu asisten direktur Flight Training, Jordie sedang mempelajari penggunaan FMC, meng-input data-data sebagai bagian dari flight planning, mengisi parameter untuk dapat menentukan  V1, Vr,V2, mengatur Mode Control Panel/MCP dan Electronic Flight Instrument System/EFIS, serta latihan mendarat (Landing) dengan manual maupun autoland (ILS).

Era “terbang dengan otot” telah digantikan dengan “terbang dengan otak”. Sekarang ini adalah era glass cockpit dan pilot telah dituntut untuk dapat menguasai teknologi ini. Penulis sempat “menerbangkan” Boeing 737 lewat tiga layar LCD sebagai simulasi pandangan keluar kokpit. Kontak dengan yoke, rudder pedal, dan  tuas throttle hanya dilakukan ketika take off dan landing, selebihnya diserahkan kepada computer yang telah diprogram FMC serta setting MCP dan EFIS. Tentu simulasi akan lebih menantang jika melakukan terbang manual pada kondisi cuaca buruk atau kondisi emergency.

Pada simulator B737NG ini, sensasi terbang melihat pemandangan (scenery) memang kurang menarik jika mengandalkan monitor computer, walaupun ukuran displaynya sudah sangat besar. Tapi karena B737NG terbang cepat pada ketinggian yang sangat tinggi—sekitar 25,000-40,000 feet—hal itu sudah mencukupi apalagi prioritasnya memang untuk belajar FMC, MCP, EFIS, MFD, dan instrumen lainnya.
Beda sekali dengan simulator Cessna. Dua hari kemudian, penulis diajak “terbang” di Gedung PAS. Karena Cessna terbang Visual Flight Rules (VFR) di ketinggian dan kecepatan rendah maka diperlukan tiga proyektor dan layar ukuran besar untuk dapat menikmati sensasi scenery dari seluruh bandara di Indonesia. Coba saja rasakan sensasi take off dari Bandara Budiarto, Curug atau approach landing di Bandara Letkol Wisnu sambil menikmati scenery wilayah perairan dan daratan di sebelah utara Bali. Bagi pemula maupun veteran Flight Simulator pasti akan dijamin ketagihan !

Tantangan Dan Rencana Kedepan
Tetap saja masih saja ada pertanyaan, “Pak ini game center ?” atau “Apakah ini sama dengan yang ada di Timezone?” Memang, mengedukasi masyarakat Indonesia dalam memahami dunia penerbangan lewat Flight Simulator masih membutuhkan waktu. Ini adalah misi bagi Flight Training tapi semoga saja dengan kehadirannya dapat mempercepat hal itu, apalagi di luar negeri Microsoft Flight Simulator sudah naik derajatnya bukan hanya sekedar game, melainkan telah menjadi sebuah training aid.
Dalam visinya, Hery menginginkan Flight Training menjadi salah satu tempat pelatihan keterampilan penerbangan terbesar di Indonesia. Tantangan banyak, selain masih tergolong baru dan belum jadi sebuah kebutuhan, kendalanya adalah sebagian besar instrumen untuk simulator masih harus dibeli di luar negeri. 
Menghadapi tantangan itu Hery tetap optimis mengingat peminat flight simulator terus berkembang, peserta yang menggunakan jasa flight simulator semakin banyak dan beragam mulai dari para junior pilot, calon pilot, bahkan pilot komersil pada maskapai nasional juga telah mencobanya. Penulis sempat melihat program Junior Pilot, peserta-peserta yang masih belia sudah mahir melakukan take off dan landing lewat PC Simulator. Walaupun hanya berupa PC, tapi sudah sangat menyenangkan dan mirip dengan kokpit aslinya karena telah dilengkapi yoke, rudder pedal, throttle, dan layar LCD ukuran besar. Peserta memiliki banyak pilihan pesawat karena telah menginstall add on cukup banyak, mulai dari seluruh series Boeing 737, Airbus A320, Cessna, bahkan trike bermotor juga ada.
Rencana kedepan adalah membangun Simulator Center dan memproduksi FTD (Flight Training Device) untuk kepentingan pelatihan penerbangan di simulator. Selain telah bekerja sama dengan Nusa Flying International (NFI), yang juga akan di ikuti sekolah penerbangan lain untuk memenuhi kebutuhan pelatihan dengan simulator.

Berikutnya program Junior Pilot dapat di gunakan sebagai media pendidikan pengenalan penerbangan untuk usia dini dan bahkan bisa digunakan sebagai sarana promosi berbentuk edutaiment yang efektif untuk anak-anak. Hery juga tengah membangun simulator baru Cessna G1000, Airbus A320, dan Boeing 737NG yang nantinya bisa di gunakan untuk Multi Crew, Jet Intro, Cockpit Drill, FMC (Flight Management Computer) dan Checklist Training yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2012 mendatang.